Komunikasi Digital: Peluang Gen Z Perkuat Demokrasi

03 Nov 2020

Sabtu, 31 Oktober 2020, Program Broadcast & Journalism Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra mengadakan sebuah webinar yang mengangkat tema Ruang Publik dan Komunikasi Digital Generasi (Gen) Z. Webinar berdurasi dua jam ini mendatangkan pembicara Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Keahliannya di bidang ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Hermin telah mendapatkan gelar Dr. Phil dari Institut Ilmu Media dan Ilmu Komunikasi Universitas Leipzig. Selain itu, ia juga aktif sebagai peneliti di Center of Southeast Asian Studies Universitas Gadjah Mada.

“Internet telah menjadi ruang publik modern,” ujar Hermin. Hal ini juga semakin terasa di kawasan Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif internet berdasarkan data dari situs aseanup.com. Indonesia sendiri memiliki angka pengguna aktif internet tertinggi di Asia Tenggara yaitu 150 juta pengguna. Banyaknya jumlah pengguna internet pun mendukung perkembangan sektor digital yang semakin berkembang pesat belakangan ini.

Gen Z sangat lekat dengan teknologi dan platform digital. Julukan ini disematkan untuk orang-orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2002. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah Gen Z mencapai 29,23% dari total penduduk Indonesia. Mereka hanya berada di belakang Gen Y, atau biasa disebut millenials, yang menduduki peringkat pertama dengan jumlah 33,75% dari total penduduk Indonesia. Gen Z juga dapat disebut sebagai Homo Globalis karena mereka adalah generasi global pertama di dunia. Sebagai digital native, generasi ini lebih bergantung kepada teknologi dibanding generasi sebelumnya. Teknologi ini juga yang mempercepat terjadinya globalisasi di generasi ini. Dengan adanya teknologi, Gen Z lebih leluasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapapun. “Gen Z hidup melintas batas, ruangan mereka tidak terbatasi lagi. Secara fisik mereka berada di negara masing-masing tapi sebenarnya mereka adalah ‘warga dunia tanpa batas’,” lanjut Hermin.

Konsumsi internet Gen Z memang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya, namun ternyata generasi ini cenderung lebih tertutup dalam menyuarakan opininya di media sosial. Menurut Hermin, hal inilah yang harus dioptimalkan agar generasi ini dapat berkontribusi dalam gerak dinamika kehidupan sosial dan politik. Internet sebagai medium paling populer di kalangan Gen Z berperan besar dalam mengembangkan sistem demokrasi saat ini. Dengan menguatkan internet dan melibatkan Gen Z, maka kita dapat mendorong Indonesia ke arah yang lebih baik. Apalagi Indonesia memiliki keuntungan demografis yang tinggi karena pertumbuhan populasi muda yang cukup signifikan dibandingkan negara-negara lain di Asia. “Gen Z adalah masa depan Indonesia. Dengan mendorong keterlibatan Gen Z dan menguatkan karakter bermedia mereka, Gen Z dapat menjadi agen potensial perubahan sosial baik di level nasional maupun global,” ujar Hermin.


Close previewer