Voice Over: Perkuat Makna melalui Suara

08 Des 2020

          Di era digital, kemampuan voice over telah menjadi suatu kebutuhan esensial. Pekerjaan voice over yang dapat dilakukan dari rumah ini dapat menjadi peluang bisnis yang besar, terutama di kala pandemi COVID-19. Topik ini dikupas secara mendalam dalam pelatihan berjuluk “Become an Impactful Voice Over Talent” yang diadakan pada Sabtu, 5 Desember 2020. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Laboratorium Televisi Universitas Kristen Petra ini mengundang Sara Neyrizha sebagai pembicara. Ia merupakan seorang dubber profesional, lifestyle blogger, digital content creator, dan praktisi komunikasi dalam bidang public speaking, radio, serta creative content. Pada tahun 2018, ia mendirikan SPEAKING.id, yaitu ruang belajar keterampilan berbicara (public speaking dan voice talent) serta strategi personal branding.

          “Kemampuan voice over itu sangat penting karena orang-orang suka konten audio visual,” ujar Sara. Kini, kemampuan voice over dibutuhkan dalam berbagai profesi seperti announcer, youtuber, podcaster, vlogger, reporter, news anchor, dan sebagainya. Voice over sendiri dapat diartikan sebagai rekaman suara manusia yang bisa berdiri utuh sebagai produk audio atau bisa juga untuk menunjang video. Voice over dapat membantu memperkuat makna dan menarik perhatian audiens sehingga suatu produk dapat lebih dinikmati dan diterima dengan baik. Perempuan yang telah berkecimpung dalam dunia voice over selama 13 tahun ini pun membagikan beberapa ilmu dasar dalam dunia voice over.

          Hal pertama yang dibahas yaitu script reading. Walaupun terkesan sepele, ternyata sebuah naskah harus benar-benar dipahami oleh seorang voice over talent dan bukan hanya sekadar dibaca saja. Seorang voice over talent yang handal dapat mengetahui pesan dan kesan apa yang ingin disampaikan melalui naskah tersebut. Sara menekankan bahwa karakteristik tiap naskah itu berbeda, tergantung profil brand atau perusahaannya. Kita harus mengetahui profil brand untuk menentukan cara membawakan naskah tersebut. Dengan begitu, maka kita dapat mewujudkan pesan yang ada dalam naskah melalui suara.

          Selanjutnya, Sara melangsungkan praktik vocal training dengan para mahasiswa yang mengikuti pelatihan berdurasi satu setengah jam ini. Latihan vokal ini dilakukan dengan cara melakukan senam wajah.  Perempuan berusia 30 tahun ini menuntun para mahasiswa untuk meregangkan otot-otot rongga mulut mereka serta melatih mengeja huruf vokal dan konsonan. “Semakin terbuka mulutnya, semakin bagus,” ucapnya.

          Dalam sesi terakhir, Sara juga menjabarkan beberapa elemen vokal yang perlu diperhatikan dalam dunia voice over. Artikulasi, atau kejelasan dalam pengucapan, adalah salah satu elemen tersebut. Hal ini dapat dilatih dengan cara melakukan tongue twister. Volume suara kita juga harus keras agar bisa dengan jelas masuk ke recorder. Lalu, nada tinggi atau rendah harus disesuaikan dengan karakteristik naskah. Elemen-elemen lain yang tak kalah penting adalah pace, pause, dan intonasi. Sara menjelaskan bahwa tidak ada rumus baku mengenai intonasi. “Jadi sesuaikan saja. Feel free to explore. Yang terpenting, jangan ragu mencoba,” pungkas Sara.


Close previewer