Acara

28
Mar
2022
Belajar Kepekaan CSR dari Coca-Cola

Mata kuliah Corporate Social Responsibility (CSR) Program Strategic Communication menghadirkan suasana berbeda pada Jumat, 25 Maret 2022 lalu. Hampir setengah semester mendalami CSR, pengetahuan mahasiswa kian diperkaya melalui kuliah tamu (kultam) dengan narasumber Anang Zakaria selaku Corporate Affairs Executive Coca-Cola Europasific Partners (CCEP). Dipandu Astri Yogatama S.Sos., M.Si. dan Dr. Otto Bambang Wahyudi selaku pengajar mata kuliah, kultam dibagi menjadi dua sesi yakni penjelasan materi dan tanya jawab.

CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan didefinisikan sebagai komitmen badan usaha untuk berperan serta dalam pembangunan sosial berkelanjutan guna meningkatkan kualitas pihak-pihak terlibat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia (Permensos) no 9 tahun 2020 yang juga kembali ditekankan oleh Anang pada awal materi. Lebih lanjut, ia menjabarkan bahwa CCEP berkomitmen untuk melaksanakan CSR yang mendukung Sustainable Development Goals (SDG). 

“Bidang CSR yang menjadi fokus CCEP meliputi pendidikan, kesehatan, seni dan budaya, kewirausahaan, infrastruktur, dan lingkungan,” terang Anang. Perusahaan tersebut juga menjalankan Environmental Social Governence (ESG) sebagai standar dalam praktik kerjanya. Dengan panduan keduanya, CCEP melihat dampak dan bukti nyata yang bisa diukur. Di Jawa Timur sendiri, sudah ada 13.448 pohon ditanam di lereng Gunung Arjuno dan 40 UMKM lokal yang terlibat dalam program pengembangan bisnis yang diusung perusahaan.

CSR juga terlihat dari produk minuman yang diproduksi CCEP. Anang menjelaskan, “Mengingat soft drink identik dengan kadar gula tinggi, kami menghadirkan minuman berkarbonasi yang bebas gula dan kalori.” Perusahaan juga terus mengusahakan pengurangan kandungan gula dalam tiap produk dengan tetap mempertahankan cita rasa produk. CSR menjadi pengingat sekaligus tolak ukur perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas.

Usai materi disampaikan, mahasiswa Strategic Communication diberi waktu untuk bertanya dan mengutarakan pendapat terkait materi yang disampaikan. Menilik CSR bergerak dengan kepekaan namun dilakukan oleh perusahaan yang profesional, mahasiswa pun berpikir apakah CCEP pernah berhadapan dengan opini masyarakat yang menganggap bahwa CSR yang dilakukan tidak tulus. “Sering dan itu bisa dimengerti. Karena itulah, saat merancang program CSR dan sebelum pelaksanaannya, perlu ada strategi komunikasi yang tepat supaya niat baik perusahaan dapat dipahami dan dapat mencegah kemungkinan salah paham,” ucap Anang. 

Ada pula mahasiswa yang membagikan rencana CSR timnya sebagai proyek Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah CSR. Menarget pelatihan batik untuk masyarakat di sekitar Gang Dolly Surabaya, Anang cukup terkesan dan memberi respon positif terhadap rencana tersebut. Selaku pengajar, Astri menerangkan, “Untuk proyek UTS, mahasiswa memang dibentuk menjadi beberapa kelompok dan menargetkan pelaksanaan CSR dengan perusahaan pilihan.” Sesi ini pun berlangsung dengan kondusif dan inspiratif bagi seluruh peserta yang terlibat.

Anang pun mengakhiri kultam dengan pernyataan dukungan dan suportif bagi mahasiswa yang akan mempraktikkan CSR. Melalui kuliah tamu CSR ini, diharapkan relasi dapat tetap berlangsung antara Program Studi Ilmu Komunikasi UK Petra dan CCEP. Sukses selalu!

Baca lebih lanjut >
21
Mar
2022
Tingkatkan Seni Berkomunikasi dengan Desain Layout

Ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan menyampaikan pesan agar dapat dipahami audiens. Produk yang dihasilkan pun kerap berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain agar tujuan tersebut dicapai, contohnya majalah yang identik dengan desain layout menarik. Kolaborasi ilmu komunikasi dan desain layout dibuktikan dalam workshop magazine layout yang diadakan Laboratorium Media UK Petra pada 19 Maret 2022 lalu.

Mengundang Asthararianty, S.Sn. M.Ds. sebagai pemateri, workshop diselenggarakan untuk civitas dan masyarakat umum. Professional book designer yang akrab disapa Ingrid ini juga menjadi dosen di Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra. Selaku praktisi sekaligus pengajar, ia memahami perkembangan desain dan kebutuhan untuk mengikuti tuntutan industri. Majalah sendiri merupakan terbitan berkala yang memuat liputan jurnalistik dengan layout menarik. Jika dibandingkan dengan media lain seperti surat kabar, majalah terkesan lebih eksklusif dengan kualitas bahan yang dipilih dan sampul menarik. Konten dalam majalah juga memiliki nilai aktualitas yang lebih lama, ditambah ilustrasi dan foto yang dirancang kreatif.

Layout juga dapat menjadi ciri khas suatu majalah. “Contohnya, pembaca bisa langsung tahu itu adalah majalah National Geographic dari kotak kuning yang selalu ada pada cover majalah,” terang Ingrid. Menentukan layout yang hendak diterapkan berkaitan pula dengan konten majalah dan target audience yang dapat ditentukan atau dianalisis dengan ilmu komunikasi. Vogue Magazine, misalnya, merupakan majalah fesyen asal Amerika yang menyasar penikmat fesyen kelas menengah ke atas. “Layout-nya pasti berbeda dengan Majalah Tempo dari Indonesia yang berfokus pada berita dan politik,” ujarnya lagi. 

Proses layout meliputi empat tahap, yakni merancang konsep, menentukan target, mewujudkan desain, dan finishing. Pada tahap merancang konsep, umumnya layouter mengatur timeline kerja sesuai kapasitas diri/tim. Ingrid melanjutkan, “Lalu, layouter bersama tim melakukan riset target audience beserta karakteristik yang dapat mempengaruhi layout majalah.” Tahap ini diikuti dengan mewujudkan desain dengan sketsa yang mempertimbangkan target audience. Terakhir, sketsa  dikomputerisasi dengan program desain. 

Mengamati majalah yang kini juga merambah pada bentuk digital, Ingrid menjelaskan bahwa prinsip desain tetaplah sama. “Harus memperthatikan keseimbangan, penekanan, urutan, dan kesatuan aspek dalam majalah,” ungkapnya. Usai pemaparan materi, peserta diberi waktu untuk melakukan konsultasi dengan pemateri terkait karya yang dikumpulkan beberapa hari sebelum workshop. Adapun saran yang diberikan Ingrid untuk peserta meliputi penggunaan dua variasi warna untuk aksentuasi, bereksperimen merancang sketsa di waktu senggang, dan jenis tipografi yang digunakan.

Ingin mendapat mengikuti berbagai workshop oleh Laboratorium Media? Yuk, ikuti Instagram @ikom_ukp sekarang juga agar tidak ketinggalan infonya!

Baca lebih lanjut >
09
Apr
2021
Secure Your Right with Copyright

Pelanggaran Hak Cipta kembali menjadi isu yang marak akhir-akhir ini. Banyak creators diluar sana yang membagikan karya mereka pada dunia melalui media massa maupun media sosial, namun karya tersebut akhirnya selalu ‘dicuri’ dan digunakan untuk kepentingan komersial tanpa memberikan penghargaan (credits) pada sang pencipta. Permasalahan utama dari isu ini ada pada kebiasaan orang-orang dan beberapa creators lain untuk ‘mencuri’ daripada membeli dan memakai karya creators lain sebagai sumber inspirasi. Para creators yang karyanya pernah ‘dicuri’ memang tidak dapat secara langsung melarang orang-orang dan beberapa creators lain untuk ‘mencuri’ karya mereka. Namun, para creators dapat mencegah perilaku tersebut dengan memberikan hak cipta atau copyright pada karya mereka.

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak cipta mencegah sesama creators maupun pelaku bisnis untuk merugikan satu sama lain karena hasil karya kreatif akan berada di bawah perlindungan peraturan atau undang-undang (UU) resmi. Di Fikom dan UK Petra sendiri, ada banyak calon-calon creators dengan karya yang unik dan berharga, sehingga pemahaman akan hak cipta menjadi sesuatu yang krusial. Oleh karena itu, program Strategic Communication Fikom UK Petra mengadakan kuliah umum tentang hak cipta untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan terkait hak cipta dan macam-macam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) lain.

Kuliah umum ini diadakan pada Rabu, 7 April 2021 pukul 13.00-15.00 WIB melalui Zoom dan mengundang Hari Purnomo Chandra selaku Konsultan Kekayaan Intelektual dari Kartini Patents. Kuliah umum ini juga dimoderatori oleh Amelia Sidik, S.Sn., M.CA., Ph.D. selaku Founder lia s. Associates dan dosen program Strategic Communication. Kuliah dibuka dengan pertanyaan mengenai jenis-jenis HAKI di Indonesia. Hari menjelaskan bahwa ada enam jenis HAKI yang paling umum, yaitu Paten, Merek, Hak Cipta, Desain Industri, Indikasi Geografis, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST). Setiap jenis HAKI memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, sehingga produk yang diajukan perlu disesuaikan dengan jenis-jenis HAKI yang ada.

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada penemu atas hasil penemuannya, sehingga paten perlu berupa penemuan baru yang belum pernah ada sebelumnya dana dapat diaplikasikan ke dalam industri. Produk inovasi dapat memperoleh paten pula, namun paten tersebut adalah paten sederhana. Salah satu contoh paten sederhana yang mudah untuk ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah kancing pada celana jeans. Selain produk fisik, suatu formula baru juga dapat dipatenkan selama formula itu belum pernah ada sebelumnya, merupakan suatu inovasi, dan dapat diterapkan ke dalam industri. Selanjutnya, ada Merek atau tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, dan susunan warna dalam berbagai bentuk untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Umumnya, brand akan menggunakan jenis HAKI ini untuk melindungi produk-produk mereka serta mencegah produk lain memakai logo dan nama yang sama atau menciptakan produk palsu.

Setelah Merek, ada hak cipta yang merupakan perlindungan untuk produk ilmu pengetahuan, serta seni dan sastra yang di dalamnya mencakup pula program komputer. Hak Cipta menjadi salah satu HAKI dengan ruang lingkup objek dilindungi yang paling luas. Karakter, aplikasi game, bahkan solusi program termasuk sebagai hasil karya yang bisa dilindungi oleh hak cipta. Ada pula Desain Industri yang menyerupai paten namun hanya melindungi bentuk atau desain dari suatu produk, seperti konfigurasi atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna suatu produk. Kemudian, ada Indikasi Geografis yang menandakan wilayah asal suatu produk dan apa yang membuat produk dari wilayah tersebut berbeda dengan produk yang sama dari wilayah lain. Terakhir, ada DTLST atau suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan dan dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor untuk menghasilkan fungsi elektronik. Khusus DTLST memang lebih berkaitan dengan chip dan teknologi.

Creators maupun brand dapat melindungi produk atau jasa mereka dengan lebih dari satu jenis HAKI apabila memang dibutuhkan. Apabila creators atau brand memiliki sebuah logo dan ada teknik khusus untuk membuat logo tersebut, maka mereka dapat memberikan perlindungan berupa Merek sekaligus Paten untuk logo tersebut. Lantas, bagaimana dengan para creators dan/atau brand yang memiliki produk kolaborasi? “Kalau untuk produk kolaborasi biasanya perjanjian atau memakai lisensi,” tutur Hari. Hari kemudian mengingatkan bahwa sebelum melakukan kolaborasi, creators atau brand perlu melindungi nama dan logo mereka terlebih dahulu. Hal ini akan membantu kedua belah pihak apabila ada permasalahan suatu hari dengan produk kolaborasi, karena mereka tidak perlu kesulitan mengurus perlindungan untuk nama mereka pula.

Menjelang akhir kuliah umum, Hari menjelaskan mengenai durasi, biaya, dan dokumen yang dibutuhkan agar suatu produk dapat memperoleh HAKI tertentu. Untuk Paten, ada dua jenis durasi, yaitu 20 tahun untuk Paten dan 10 tahun untuk Paten sederhana. Selanjutnya, biaya tergantung pada jenis HAKI yang dipilih. “Kalau resmi, biaya pemeliharaan dan permohonan Paten itu bisa mencapai 2.5-5 juta rupiah,” ujar Hari. Terakhir, dokumen yang dibutuhkan adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon serta laporan yang menjelaskan produk atau jasa yang akan dipatenkan. Hari juga menjelaskan tentang logo-logo terkait HAKI dan apa artinya. “Kalau ™ itu Merek Dagang atau Trademark, versi lebih kuatnya adalah Ⓡ yaitu Merek Terdaftar atau Registered Trademark. Sedangkan, logo © adalah logo untuk Hak Cipta atau Copyright,” pungkasnya.

Baca lebih lanjut >
29
Mar
2021
Belajar Menulis Opini Kuat yang Layak Muat di Media Massa

Sebagai manusia dengan akal budi, setiap orang akan mempunyai pandangan pribadi terhadap suatu hal. Pandangan ini merupakan opini yang fakta dan kebenarannya relatif pada masing-masing pribadi yang berpendapat. Kebanyakan mungkin berpikir bahwa opini atau pendapat pribadi tidak akan dimuat di media massa yang kental akan berita-berita penuh data dan fakta. Padahal, sah-sah saja apabila opini ingin dimuat di media massa, selama media yang dituju menyediakan kolom opini dan opini yang diberikan memenuhi syarat-syarat tertentu. Hal ini merupakan kesempatan bagi penulis maupun calon penulis, termasuk Fikomers, untuk memberikan wawasan mereka pada publik.

Agar Fikomers dapat menyampaikan opini mereka dengan baik di media massa melalui tulisan, Laboratorium Media Fikom UK Petra mengadakan pelatihan menulis opini di media massa bersama Endah Imawati selaku Editor Harian Surya. Pelatihan ini berlangsung pada Sabtu, 27 Maret 2021 pukul 10.00-12.00 WIB melalui Zoom. Sebelum pelatihan dimulai, peserta diminta untuk mengunggah tulisan opini mereka dengan ketentuan yang telah diberikan  dan di akhir pelatihan, Endah akan memberikan kritik dan saran terhadap tulisan tersebut.

Pelatihan dibuka dengan Endah menekankan bahwa tulisan opini yang dimuat di media massa tidak dapat disamakan dengan opini pada media lain, seperti media sosial. Opini di media massa perlu didukung oleh data, fakta, serta contoh kasus sebagai argumentasi dari gagasan utama opini tersebut. “Opini yang kamu tulis akan menjadi milik publik ketika sudah dimuat di media massa, sehingga perlu ada argumen yang dapat menambah wawasan pembaca,” ujar Endah. Selain itu, penulis perlu memakai contoh kasus sebagai bukti bahwa opini mereka tidak lepas dari kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Contoh kasus juga akan membantu penulis untuk memperoleh lebih banyak data dan fakta bagi opini mereka.

Proses menulis opini untuk dimuat di media massa terdiri dari tiga tahap, yaitu pra-penulisan, penulisan, dan penutup. Pada tahap pra-penulisan, penulis mempersiapkan data, fakta, dan contoh kasus terlebih dahulu sebagai ‘tameng’ yang akan mendukung opini saat diperdebatkan. Selanjutnya, penulis perlu memilih media yang akan ia tuju agar opini tersebut dapat menyesuaikan ketentuan dan rubrik dari media massa tersebut. Setelah memilih, penulis perlu membaca opini-opini yang sebelumnya pernah dimuat dalam media tersebut. Hal ini akan membantu penulis untuk mengetahui opini-opini seperti apa yang umumnya diterima oleh media tersebut. Apabila penulis dapat menciptakan opini yang sesuai dengan ‘gaya’ media tersebut, maka kemungkinan opini tersebut untuk dimuat akan besar pula. Terakhir, penulis perlu memahami ‘aturan main’ dari media yang telah dipilih untuk mengurangi kemungkinan opini gagal dimuat di media tersebut.

Setelah melakukan persiapan pada tahap pra-penulisan, penulis dapat mulai menentukan judul yang menarik. Penulis perlu menciptakan judul yang menarik karena umumnya, media cetak tidak menyediakan tempat untuk visual yang dapat membantu menarik perhatian pembaca. Apabila judul sudah menarik, maka penulis perlu menciptakan lead atau kalimat utama pada paragraf pertama yang menarik pula. Lead ini akan menjadi ‘cubitan di awal’ untuk membuat pembaca terus membaca opini penulis. Setelah menciptakan lead yang menarik, penulis dapat mulai menuangkan gagasan utama dari opini. Gagasan utama dalam opini perlu memakai bahasa yang komunikatif dan ringkas, karena tidak semua pembaca akan memahami bahasa yang terlalu rumit seperti pada karya tulis ilmiah (KTI). Ide dari gagasan utama opini harus menarik, aktual, penting, dekat dengan pembaca, mendidik, menghibur, informatif, berperan sebagai kontrol sosial, dan termasuk sebagai human interest. Selain itu, isi gagasan utama perlu berempati dengan contoh kasus yang dipakai, agar tidak memberikan kesan bahwa contoh kasus tersebut hanya untuk kepentingan beropini saja.

Terakhir, penulis perlu memberikan penutup berupa kesimpulan atau solusi dari gagasan dalam opini mereka. Penutup ini tidak harus selalu berupa kesimpulan atau solusi, tetapi juga bisa berupa pesan-pesan moral yang berkaitan dengan opini penulis. Apabila bagian penutup cukup panjang, maka penulis dapat mulai menulis penutup pada badan opini selama tidak melenceng dari topik utama.

Menjelang akhir pelatihan, Endah mengungkapkan beberapa remeh-temeh atau hal-hal kecil namun penting yang umumnya kurang diperhatikan oleh para penulis opini. Ada sembilan remeh-temeh yang perlu diperhatikan, yaitu memiliki kalender event, dapat mengamati peristiwa secara jeli, mampu mengambil angle penulisan yang menarik, mampu untuk memberikan opini yang tidak menggurui, dan penguasaan terhadap topik opini. Endah terutama menekankan di kalender event, karena kadang-kadang penulis tidak tepat waktu saat mengirimkan opini mereka. “Pihak redaksi umumnya akan mengumpulkan opini-opini ini dua minggu sebelum dimuat, sehingga penulis harus tahu dengan jelas kapan kira-kira opini mereka seharusnya dikumpulkan agar dapat dimuat,” ujarnya.  Penulis juga perlu mempermudah pekerjaan redaksi dalam proses memilah opini yang akan dimuat, agar opini memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dimuat pula. Penulis dapat mempermudah redaksi dengan cara mengirim tulisan dalam format yang benar (.docx), memakai subjek yang jelas apabila mengirim tulisan melalui email, menulis data diri dalam dokumen opini yang dikirim, dan menaruh data-data lain yang diminta oleh redaksi ke dalam satu folderpenyimpanan.

 

Baca lebih lanjut >
27
Mar
2021
Studi Ekskursi Nasional Online 2021: To Infinity and Beyond

Pada 18-25 Maret 2021, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOMTRA) mengadakan Studi Ekskursi Nasional (SENAS) Online 2021 bertajuk “To Infinity and Beyond”. Acara ini dibuka dengan sambutan dari Richard Alejandre selaku Ketua SENAS Online 2021, Nadya Febiola selaku Ketua HIMAKOMTRA 2020/2021, dan Dr. Drs. Ido Prijana Hadi, M.Si. selaku Dekan FIKOM.

Richard mengungkapkan bahwa studi ekskursi daring ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa FIKOM untuk memperoleh pengetahuan terkait bidang dan prospek dari lulusan Ilmu Komunikasi walaupun pandemi COVID-19 masih berlangsung. Hal ini sesuai dengan judul “To Infinity and Beyond” yang menggambarkan bagaimana proses belajar itu tidak terbatas walaupun ada halangan untuk bertemu secara langsung akibat larangan untuk berkumpul selama pandemi. Selain itu, mahasiswa FIKOM dapat secara virtual melihat seperti apa kegiatan para ahli Ilmu Komunikasi dari berbagai perusahaan di Indonesia yang diundang sebagai pembicara SENAS kali ini.

Hari pertama SENAS daring 2021 diisi dengan materi dan tur virtual dari pakar dalam bidang Strategic Communication seperti Patrisia Wikan selaku Marketing Communication Hotel INAYA Putri Bali, Deddy Poerwanto Effendi selaku Senior Vice President Corporate Communications and Business Development Hotel Indonesia Group (HIG), Feliciana Wienathan selaku Communications Manager of Consumer Products Google Indonesia, dan Luthfi Subagio selaku CEO dan Founder Media Trust PR. Secara umum, ada beberapa kegiatan utama dalam bidang ini seperti pembuatan dan pelaksanaan kampanye, pembuatan press kit, branding produk atau jasa melalui kegiatan komunikasi, dan media monitoring. Namun, masing-masing pakar mengungkapkan tantangan dan solusi beragam dalam menghadapi pandemi.

Pada sesi pertama, Patrisia mengungkapkan bahwa Ia melakukan optimalisasi media sosial untuk mempromosikan Hotel INAYA Putri Bali pada pasar mereka selama pandemi. Melalui media sosial, Patrisia memberikan informasi mengenai berbagai promo menarik dari hotel dan menekankan keunikan INAYA sebagai hotel berstandar internasional dengan konsep tradisional berdasarkan Tujuh Dewi Bali dan Desa Panglipuran. Selain optimalisasi, Hotel INAYA Putri Bali sebagai bagian dari HIG melaksanakan strategi supporting, positive, reconnection, engagement, assurance, dan direct (SPREAD). Melalui strategi ini, seluruh hotel di bawah pengelolaan HIG berusaha untuk menarik perhatian pasar untuk datang kembali dengan mematuhi protokol kesehatan agar tetap aman dan dapat menikmati pengalaman mereka menginap dan beraktivitas di hotel-hotel milik HIG.

Pada sesi kedua, Feliciana mengungkapkan bahwa Google Indonesia menggunakan berbagai cara untuk tetap menolong orang-orang selama pandemi. Salah satu cara tersebut adalah dengan memberikan informasi yang akurat bagi pengguna Google terkait berita COVID-19. “Misinformation is our top priority, sehingga kami perlu senantiasa memberikan informasi akurat bagi pencarian terkait COVID-19,” ujar Feliciana. Sedangkan, pada sesi terakhir, Luthfi mengatakan bahwa selama pandemi COVID-19, masyarakat justru lebih mempercayai media dibandingkan pemerintah atau pihak berwenang. Sebagai ahli komunikasi dari klien-klien dalam pemerintahan, hal ini menjadi tantangan bagi Luthfi dan Media Trust PR karena mereka yang melakukan media monitoring dan membantu klien untuk menjaga citra atau reputasi.

Setelah mengundang pakar bidang Strategic Communication pada hari pertama, SENAS daring 2021 mengundang tiga alumni FIKOM dari bidang Broadcast and Journalism pada hari kedua. Alumni tersebut adalah Chica Dipsy selaku Head of Creative Development GoPlay dari angkatan 2001, Priska Birahy selaku Redaktur TERASMALUKU.COM dari angkatan 2007, dan Sheny Libels Soumokil selaku Program Director Metro TV dari angkatan 2009. Secara umum, kegiatan utama mereka saat bekerja dalam bidang ini adalah pengaturan dari sebuah program untuk menarik perhatian pasar dan memperoleh rating, liputan, dan menulis untuk script maupun berita.

Seperti pakar dari bidang lain, para alumni ini pun tidak lepas dari berbagai tantangan selama pandemi COVID-19, mengingat sebagian besar kegiatan mereka biasanya dilakukan secara luring. “Kalau mau shooting, tim kami harus izin dulu dengan Satgas COVID-19, kemudian mereka akan memberikan protokol khusus bagi proses shooting. Akibat protokol khusus ini, kami perlu mengeluarkan lebih banyak biaya,” ujar Chicha. Untuk meminimalisir pengeluaran, Chicha memutuskan untuk tetap berkreasi dengan membuat serial “Work From Home” dan mengandalkan live streaming. Sheny dan Priska pun mengungkapkan kendala yang hampir serupa dengan Chicha. Selain kendala pada biaya, mereka kerap kali bertemu dengan pejabat dan narasumber saat bekerja, sehingga selalu ada risiko untuk tertular COVID-19 walaupun telah mematuhi protokol kesehatan.

Pembicara pada hari keempat dan hari terakhir SENAS daring 2021 pun tidak kalah keren dengan pembicara sebelumnya. Pada hari keempat, peserta memperoleh kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang bidang Broadcast and Journalism bersama Audrey Chandra selaku News Presenter Kompas TV dan Zola Rehana selaku Public Relations Officer Kompas TV. Pada sesi ini, Audrey tidak hanya menjelaskan job description dari seorang News Presenter, tetapi juga tantangan mereka di era Revolusi Industri 4.0. “Sekarang, News Presenter dituntut untuk bisa berpikir secara kritis, kreatif, mampu memimpin dan berkomunikasi dengan baik karena mereka adalah wajah dari perusahaan,” ujar Audrey.

Tantangan tersebut juga dialami oleh para pembicara pada hari terakhir, yaitu Diana Widodo selaku Manager of Corporate Communications Grand Indonesia dan Evelyne Goldwin selaku Corporate Communications Grand Indonesia. Grand Indonesia merupakan salah satu kompleks multiguna di Jakarta yang menjadi rumah bagi pusat belanja Grand Indonesia, Menara BCA, dan Kempinski Residence. Sebagai tim Corporate Communications, mereka perlu menangani banyak hal seperti relasi dengan media, tanggung jawab sosial perusahaan, dan manajemen krisis. Tanpa kemampuan tersebut dan kesiapan untuk menjalankan tugas mereka kapan saja dibutuhkan, akan sulit untuk tetap bekerja dan bertahan dalam industri mal dan retail.

Melalui SENAS daring 2021 ini, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hal utama yang perlu dimiliki para pakar komunikasi dan mahasiswa FIKOM adalah keterbukaan terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk terus belajar dan beradaptasi. Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, keinginan untuk terus belajar dan beradaptasi menjadi sesuatu yang penting karena perubahan dan penyesuaian akan senantiasa muncul hingga situasi sudah menjadi lebih aman. Seperti kata Patrisia Wikan selaku Marketing Communications INAYA Putri Bali pada hari pertama SENAS daring 2021, mahasiswa perlu senantiasa “be curious” untuk bisa bertahan di industri komunikasi profesional kedepannya. Diharapkan, mahasiswa peserta SENAS daring 2021 bisa mengingat terus kata-kata ini dan mau terus mencari dan mempelajari hal baru terkait Ilmu Komunikasi.

Baca lebih lanjut >
17
Mar
2021
Sustainable CSR: Belajar dari Seed to Table

Pandemi COVID-19 telah membawa dampak buruk bagi berbagai industri di Indonesia. Salah satu sektor industri yang paling terdampak oleh pandemi ini adalah industri perhotelan. Industri perhotelan berkaitan erat dengan pariwisata, sehingga hotel-hotel di Indonesia akan kesulitan memeroleh penghuni ketika perbatasan negara ditutup. Padahal, keberadaan penghuni merupakan salah satu sumber pendapatan utama mereka. The Shalimar Boutique Hotel menjadi salah satu hotel yang merasakan dampak ini. Hotel yang berpusat di Malang ini perlu melakukan berbagai perubahan dan adaptasi agar mereka tidak gulung tikar.

Pada Rabu, 17 Maret 2021, mahasiswa dari kelas Corporate Social Responsibility (CSR) FIKOM berkesempatan untuk mengetahui secara langsung bagaimana The Shalimar Boutique Hotel bertahan selama pandemi COVID-19 bersama Grace Syiariel selaku General Manager dan Kartika Chandra Hapsari selaku Marketing Communications. Grace mengungkapkan bahwa selama pandemi jumlah hunian kamar mereka menurun dan sebagian besar karyawan dirumahkan (work from home), sehingga hanya ada 15 orang yang melaksanakan operasional hotel secara luring sehari-hari. Selain itu, sebagian besar acara (event) hotel ditiadakan akibat larangan berkumpul untuk mencegah penularan COVID-19. Melihat kondisi ini, mereka memutuskan untuk memasuki survival mode dengan melakukan berbagai kegiatan baru.

Kegiatan The Shalimar Boutique Hotel dalam survival mode mengusung konsep berkelanjutan dan ada dua hal penting dalam proses melaksanakan survival mode ini, yaitu kebersamaan dan dedikasi karyawan hotel (togetherness) serta inovasi dan keinginan untuk keluar dari zona nyaman. Sebelum berinovasi, para karyawan perlu terlebih dahulu memiliki keinginan untuk bersama-sama bertahan di tengah pandemi COVID-19. Keinginan bersama ini akan membantu mereka untuk tetap kompak saat melaksanakan kegiatan-kegiatan survival mode. Untuk inovasi sendiri, Grace mengungkapkan bahwa The Shalimar Boutique Hotel memberikan penawaran menarik untuk mengundang pelanggan mereka dan menjual produk atau jasa selain layanan hotel (hospitality service). “Kami membuka pre-order (PO) makanan dari salah satu restoran kami―La Regina―kepada pelanggan di Surabaya, menjual makanan beku dan makanan kemasan, menjual makanan sehat dan keto food, serta melakukan virtual tour dan talkshow interaktif bersama pakar dengan topik yang berbeda,” ujar Grace. Namun, The Shalimar Boutique Hotel perlu melakukan lebih dari sekedar kegiatan dalam survival mode ini apabila ingin bertahan selama pandemi COVID-19 masih berlangsung. Oleh karena itu, mereka ingin berkontribusi bagi pihak internal dan eksternal hotel melalui kegiatan CSR.

“Kami memberikan bantuan berupa sembako bagi pihak internal, sedangkan pihak eksternal akan memperoleh bantuan dari Seed to Table,” ungkap Grace. Seed to Table adalah sebuah gerakan kecil untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran dan micro herbs dengan menanamnya secara mandiri, sehingga hasil penanaman akan berkualitas dan terjamin. Gerakan ini awalnya dimulai dari keinginan Grace untuk memenuhi salah satu kebutuhan bahan makan hotel yang langka, yaitu Italian basil atau kemangi Italia. Seiring waktu, Grace ingin menanam lebih banyak bahan makanan impor secara mandiri menggunakan sistem permakultur, sehingga program ini pun diciptakan. Bibit dari hasil penanaman tersebut kemudian dibagikan pada 11 kelurahan di Klojen saat The Shalimar Boutique Hotel merayakan ulang tahun mereka yang ke-5. Setiap kelurahan memperoleh masing-masing 50 bibit tomat, cabai, dan terong.

Grace berharap, gerakan ini tidak hanya membantu masyarakat Klojen selama pandemi COVID-19, tetapi juga mempengaruhi mereka untuk lebih mencintai lingkungan, mengurangi limbah, peduli terhadap kesehatan mereka dan sekitar, dan mulai menanam bahan makanan mereka sendiri. Gerakan ini juga menjadi langkah bagi The Shalimar Boutique Hotel untuk menuju gaya hidup tanpa limbah atau zero waste. Biji bibit yang ditanam berasal dari bahan baku yang sudah tidak layak pakai, sehingga mengurangi limbah yang dihasilkan oleh hotel.

Gerakan ini telah dimuat di berbagai media dan Kartika sebagai marketing communications memaparkan bagaimana cara Seed to Table memperoleh publisitas lewat media. Cara ini dapat diterapkan pada kegiatan CSR lain pula. Pertama, marketing communications perlu membangun hubungan baik dengan para wartawan dan media. “Hubungan baik ini bisa dimulai dengan sekedar mengobrol atau membantu saat mereka membutuhkan bantuan,” ujar Kartika. Selanjutnya, press release dari kegiatan CSR perlu memiliki keunikan (unique selling points) dan memiliki nilai berita. Tanpa hal ini, akan sulit bagi media untuk mempublikasikan kegiatan CSR walaupun marketing communications memiliki hubungan baik dengan wartawan dan media. Terakhir, marketing communications dapat menghubungi media daring agar kegiatan CSR memperoleh publisitas lebih.

Baca lebih lanjut >
28
Feb
2021
Communiphoria Online 2020: Tetap Berkarya di Kala Pandemi

Communication Euphoria (Communiphoria) kembali diselenggarakan mulai Agustus 2020. Kegiatan ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi  Universitas Kristen Petra. Acara ini ditujukan bagi para siswa SMA dan sederajat di seluruh Indonesia dengan mata lomba berbagai bidang komunikasi. Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam Communiphoria yaitu workshop, lomba regional, dan lomba nasional. Kali ini,  Communiphoria hadir dengan format yang berbeda. Untuk pertama kalinya sejak dimulai pada tahun 2014, kegiatan ini diadakan sepenuhnya secara daring. Communiphoria tahun ini pun berjuluk Communiphoria Online 2020 dengan mengusung tema Drive to Thrive.

“Setelah saya melakukan survei, ternyata ada banyak siswa yang merasa kesulitan dan tidak nyaman karena kondisi pandemi COVID-19 ini,ujar Grace Layrensius selaku ketua Communiphoria Online 2020. Dengan mengangkat tema Drive to Thrive, acara ini ingin mengajak para siswa untuk terus semangat di tengah pandemi yang melanda Indonesia. Walaupun segala keadaan terasa berubah, acara ini ingin mengajak para siswa untuk terus berkarya dalam kondisi apapun. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para siswa SMA dan sederajat di Indonesia untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan mereka, serta membantu mereka untuk beradaptasi dan terus berprestasi dalam keterampilan berkomunikasi.

Selain kegiatan yang diadakan sepenuhnya secara daring, ada hal lain juga yang berbeda di Communiphoria Online 2020 ini. Kini, mata lomba di Communiphoria terbagi menjadi dua saja yaitu Strategic Communication dan Broadcast and Journalism. Dalam tahap lomba regional, para peserta diajak untuk membuat poster campaign untuk mata lomba Strategic Communication dan podcast untuk mata lomba Broadcast and Journalism. Sedangkan dalam tahap lomba nasional, para peserta mata lomba Strategic Communication membuat sebuah infografis dan peserta mata lomba Broadcast and Journalism membuat video feature.

Karena Communiphoria kali ini diadakan secara daring, ada peningkatan jumlah peserta dibanding Communiphoria sebelumnya. “Bahkan ada juga peserta dari kota-kota yang belum pernah ikut sebelumnya,” kata Grace. Kota-kota tersebut adalah Jember, Mojokerto, Kediri, Tangerang, dan Balikpapan. “Harapan saya untuk Communiphoria selanjutnya, entah diadakan secara online atau offline, semoga bisa menjadi dampak positif yang lebih besar lagi bagi para siswa siswi SMA di Indonesia,” lanjut mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2018 ini.

Baca lebih lanjut >
08
Des
2020
Voice Over: Perkuat Makna melalui Suara

          Di era digital, kemampuan voice over telah menjadi suatu kebutuhan esensial. Pekerjaan voice over yang dapat dilakukan dari rumah ini dapat menjadi peluang bisnis yang besar, terutama di kala pandemi COVID-19. Topik ini dikupas secara mendalam dalam pelatihan berjuluk “Become an Impactful Voice Over Talent” yang diadakan pada Sabtu, 5 Desember 2020. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Laboratorium Televisi Universitas Kristen Petra ini mengundang Sara Neyrizha sebagai pembicara. Ia merupakan seorang dubber profesional, lifestyle blogger, digital content creator, dan praktisi komunikasi dalam bidang public speaking, radio, serta creative content. Pada tahun 2018, ia mendirikan SPEAKING.id, yaitu ruang belajar keterampilan berbicara (public speaking dan voice talent) serta strategi personal branding.

          “Kemampuan voice over itu sangat penting karena orang-orang suka konten audio visual,” ujar Sara. Kini, kemampuan voice over dibutuhkan dalam berbagai profesi seperti announcer, youtuber, podcaster, vlogger, reporter, news anchor, dan sebagainya. Voice over sendiri dapat diartikan sebagai rekaman suara manusia yang bisa berdiri utuh sebagai produk audio atau bisa juga untuk menunjang video. Voice over dapat membantu memperkuat makna dan menarik perhatian audiens sehingga suatu produk dapat lebih dinikmati dan diterima dengan baik. Perempuan yang telah berkecimpung dalam dunia voice over selama 13 tahun ini pun membagikan beberapa ilmu dasar dalam dunia voice over.

          Hal pertama yang dibahas yaitu script reading. Walaupun terkesan sepele, ternyata sebuah naskah harus benar-benar dipahami oleh seorang voice over talent dan bukan hanya sekadar dibaca saja. Seorang voice over talent yang handal dapat mengetahui pesan dan kesan apa yang ingin disampaikan melalui naskah tersebut. Sara menekankan bahwa karakteristik tiap naskah itu berbeda, tergantung profil brand atau perusahaannya. Kita harus mengetahui profil brand untuk menentukan cara membawakan naskah tersebut. Dengan begitu, maka kita dapat mewujudkan pesan yang ada dalam naskah melalui suara.

          Selanjutnya, Sara melangsungkan praktik vocal training dengan para mahasiswa yang mengikuti pelatihan berdurasi satu setengah jam ini. Latihan vokal ini dilakukan dengan cara melakukan senam wajah.  Perempuan berusia 30 tahun ini menuntun para mahasiswa untuk meregangkan otot-otot rongga mulut mereka serta melatih mengeja huruf vokal dan konsonan. “Semakin terbuka mulutnya, semakin bagus,” ucapnya.

          Dalam sesi terakhir, Sara juga menjabarkan beberapa elemen vokal yang perlu diperhatikan dalam dunia voice over. Artikulasi, atau kejelasan dalam pengucapan, adalah salah satu elemen tersebut. Hal ini dapat dilatih dengan cara melakukan tongue twister. Volume suara kita juga harus keras agar bisa dengan jelas masuk ke recorder. Lalu, nada tinggi atau rendah harus disesuaikan dengan karakteristik naskah. Elemen-elemen lain yang tak kalah penting adalah pace, pause, dan intonasi. Sara menjelaskan bahwa tidak ada rumus baku mengenai intonasi. “Jadi sesuaikan saja. Feel free to explore. Yang terpenting, jangan ragu mencoba,” pungkas Sara.

Baca lebih lanjut >
27
Nov
2020
Menyelami Personal Branding dalam E-Sports

            Saat ini olahraga elektronik (e-sports) telah berkembang menjadi suatu industri yang sangat menjanjikan. Menurut data Google Trends, jumlah gamers di Indonesia bahkan mencapai 60 juta jiwa. Dunia e-sports yang penuh prospek ini lah yang dikupas lebih lanjut dalam webinar bertajuk ‘Strategic Communication for E-Sports Industry’. Webinar yang diadakan oleh Program Strategic Communication Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra pada Senin, 24 November 2020 ini mengundang pembicara Rheza Sudali, CEO Dranix E-Sports. Komunitas e-sports yang awalnya dibentuk di Surabaya ini telah memiliki berbagai pencapaian mulai dari turnamen nasional seperti Piala Presiden hingga Free Fire World Series. Dalam turnamen internasional yang ditonton oleh jutaan orang di seluruh dunia tersebut, Dranix E-Sports menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia.

            Sebelum dikenal dengan julukan ‘e-sports’, olahraga elektronik ini disebut competitive gaming. Dalam competitive gaming, para pemain tidak hanya bermain untuk hiburan saja. Mereka juga mengikuti berbagai turnamen dan dinilai dengan sistem ranking. Kini, dunia e-sports bukan hanya menjadi sebuah bentuk hiburan, namun telah tumbuh menjadi suatu bisnis dengan prospek yang cerah seiring perkembangan pesat teknologi yang ada.

            Industri e-sports pun kental dengan personal branding yang dilakukan oleh para pemain profesional maupun klub yang menaungi mereka. “Sebenarnya melakukan personal branding itu mudah,” ujar Rheza. “Mulailah dari hal yang kalian sukai. Start from your passion. Nanti dari sana pasti mudah bertemu orang-orang yang memiliki passion yang sama,” lanjut pria yang juga merupakan co-founder Dranix E-Sports ini. Rheza juga menambahkan bahwa riset merupakan hal yang penting untuk mengetahui market dan target audience kita. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat menentukan strategi yang cocok digunakan untuk meningkatkan brand awareness kita. Lalu strategi tersebut dapat diterapkan dalam mengintegrasikan berbagai media sosial untuk melakukan personal branding dan mendongkrak brand kita.

Baca lebih lanjut >
25
Nov
2020
Merangkai Gambar, Suara, dan Cerita dalam Multimedia Journalism

Sabtu 21 November 2020, Laboratorium Media Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra mengadakan webinar bertajuk ‘Tutur Visual: Merangkai Gambar, Suara, dan Cerita’. Virginia Gunawan, multimedia journalist di Voice of America, diundang untuk menjadi pembicara dalam webinar ini.

Multimedia journalism adalah bentuk jurnalisme yang tidak hanya menggunakan teks, namun juga menggunakan video dan visualisasi data. Dalam bentuk teks, multimedia journalism dapat berupa caption atau thread di media sosial, artikel di website, hingga buku non-fiksi. Dalam bentuk audio visual, jurnalisme ini dapat berupa konten media sosial, radio atau podcast, video, dan dokumenter. Lalu dalam bentuk visualisasi data, multimedia journalism dapat dikemas dalam bentuk infografis, peta, maupun grafis interaktif.

Seorang multimedia journalist juga memiliki banyak sekali tugas. Tidak hanya sekadar menulis, meliput, mengedit, dan live reporting saja, seorang multimedia journalist juga harus bisa melakukan pitching, concepting, riset, interviewing, producing, dan juga mengelola distribusi.

Selain menjelaskan seluk beluk multimedia journalism, alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra angkatan 2008 ini juga menjabarkan perbedaan antara konten dan jurnalisme. Kedua hal ini sering tertukar terutama dengan banyaknya jumlah media di Indonesia. Konten merupakan sesuatu yang sifatnya cenderung untuk hiburan saja, sedangkan produk jurnalistik berisi data dan fakta yang didasari oleh riset.  Suatu produk jurnalistik juga harus memiliki elemen-elemen jurnalistik yang dicetuskan oleh Bill Kovach.

Virginia juga menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu produk jurnalistik. Hal-hal tersebut adalah hak cipta, etika, manipulasi, vantage point, dan false light. Vantage point sendiri merupakan bagaimana suatu media mempersepsi berita untuk disajikan kepada publik. Sedangkan false light artinya ketika suatu media memberi kesan yang salah mengenai suatu gambar. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dan memasukkan data dan fakta yang benar, maka kita akan mampu menciptakan produk jurnalistik yang kredibel.

Baca lebih lanjut >
23
Nov
2020
Mengintip Strategi Komunikasi Pemprov Jatim di Masa Pandemi

“Di era digital seperti saat ini, seorang Public Relations (PR) harus cepat dan dinamis,” ujar I Gede Alfian Septamiarsa selaku Pranata Humas Ahli Pertama Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Ketua Pengurus Cabang Iprahumas Jawa Timur. Pemaparan ini disampaikan Gede dalam webinar bertema ‘Komunikasi Online: Strategi Pemerintah di Masa Pandemi’ yang diadakan Kamis 19 November 2020 oleh Program Strategic Communication.

Dua kriteria di atas sangat diperlukan di era digital yang serba cepat dan penuh dengan perkembangan teknologi ini. PR yang bertugas sebagai jembatan antara suatu organisasi dengan publik memiliki peran yang krusial, terutama ketika organisasi tersebut adalah lembaga pemerintah. PR pemerintah dituntut untuk harus terus up to date mengenai informasi terkini, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Informasi yang disampaikan pun harus dikemas dengan baik dan disampaikan dengan jelas agar dapat menangkal hoax yang beredar di masyarakat.

Tidak hanya bekerja dari belakang meja saja, seorang PR juga harus aktif terjun ke lapangan untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya. Contohnya, untuk meningkatkan citra Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur di masa pandemi ini, PR pemprov aktif meliput kegiatan Gubernur dan Wakil Gubernur di berbagai daerah lalu menyampaikannya kepada publik melalui media sosial.

Selain itu, PR pemprov Jawa Timur juga menerapkan beberapa strategi di masa pandemi. Empat strategi tersebut adalah pemberitaan dan publikasi, menyampaikan informasi dan konten melalui media sosial, koordinasi dengan instansi terkait dan media, menangkal hoax dan komentar negatif, dan update perkembangan Covid-19. Pemberitaan dan publikasi dilakukan melalui siaran pers, advertorial, dan update situs resmi pemprov Jawa Timur. Situs tersebut termasuk sumber informasi utama dan PR berperan untuk menjaga agar informasi di situs instansi selalu diperbaharui terus menerus. Lalu penyampaian informasi dan konten dilakukan melalui berbagai media sosial, contohnya seperti akun Instagram resmi pemprov Jawa Timur. Selanjutnya, koordinasi dengan instansi terkait dan media dilakukan melalui liputan khusus, konferensi pers, serta siaran live dan siaran tunda. PR pemprov juga dapat menangkal hoax maupun komentar negatif dengan cara crosscheck ke sumber berita lalu mengunggah pernyataan konfirmasi mengenai berita tersebut. Yang terakhir, PR pemprov selalu update perkembangan Covid-19 di Jawa Timur di situs infocovid19.jatimprov.go.id dan akun Instagram @jatimpemprov.

Baca lebih lanjut >
18
Nov
2020
Ide Kreatif dalam Proposal Sponsor

Rangkaian workshop Strategic Communication in Action (SCAN) kembali diadakan oleh PRIOR Team, volunteer Laboratorium Public Relations. Online workshop yang diadakan Senin, 16 November 2020 ini merupakan kegiatan terakhir dalam SCAN 2020. Tema yang diangkat kali ini adalah ‘Teknik Penulisan Proposal Sponsorship’ dengan mentor Jainul Huda. Alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra angkatan 2002 ini diundang untuk membekali para peserta mengenai segala seluk-beluk penulisan proposal sponsorship yang baik dan menarik.

Dalam workshop berdurasi dua jam ini, Jainul membagikan ilmu yang ia miliki berdasarkan pengalamannya selama ini. Pada awalnya ia memilih penjurusan Broadcast TV saat kuliah, namun setelah lulus ia justru terjun ke dunia marketing communications. Dari tahun 2013 hingga saat ini, ia menjabat sebagai account manager di Teman Dekat Marketing Communications.

“Sebenarnya tidak ada benar dan salah dalam penulisan proposal. Yang penting cerita yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain,” ujar Jainul. Untuk dapat menuangkan ide kita ke dalam suatu proposal yang menarik, kita harus memperhatikan beberapa elemen yang ada di dalam suatu proposal sponsorship. Menurut pria yang hingga kini masih aktif di komunitas Mahasiswa Petra Pecinta Alam (MATRAPALA) ini, ada enam elemen yang  sebaiknya dimasukkan ke dalam proposal sponsorship, yaitu latar belakang, rangkaian kegiatan, sasaran, paket/kategori sponsorship, benefit bagi sponsor, dan anggaran dana. Hal-hal tersebut sebaiknya dimasukkan secara singkat dan jelas, namun harus dikemas dengan menarik agar proposal kita dilirik oleh para calon sponsor.

Tak hanya konten yang perlu diperhatikan, desain juga merupakan hal yang penting. Pemilihan warna, font, dan elemen desain yang lain harus sesuai dengan tema kegiatan dan juga harus terlihat estetis.  Menurut Jainul, ada tiga poin dasar untuk membuat proposal sponsorship yang baik, yaitu konten yang menarik, desain yang kreatif, dan proposal yang tipis. “Imajinasi adalah kunci. Jangan terpaku karena sebenarnya tidak ada aturan baku,” pungkasnya.

Baca lebih lanjut >
16
Nov
2020
Menerawang Masa Depan Industri Media di Indonesia

Jumat 13 November 2020, Program Broadcast & Journalism Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra mengadakan webinar bertema The Future of Media Industry. Webinar ini mengundang Winston Utomo sebagai pembicara. Ia adalah founder dan Chief Executive Officer (CEO) IDN Media, sebuah grup media multi-platform untuk kaum milenial dan Generasi Z di Indonesia. Grup media yang dibentuk pada tahun 2014 ini menaungi beberapa anak perusahaan seperti IDN Times, Yummy, IDN Pictures, dll.

“Indonesia adalah negara yang Jakarta-sentris,” ujar Winston. Menurut data yang diperoleh oleh IDN Research Institute, lebih dari 90% konten di media konvensional maupun internet masih cenderung mengenai berita-berita nasional saja. Kesenjangan informasi ini lah yang ingin ia ubah melalui IDN Media, terutama di IDN Times. Dengan visi demokratisasi informasi, ia ingin membuat dan membagikan konten-konten yang juga relevan bagi masyarakat diluar Jakarta ataupun kota-kota besar lainnya. “Hyperlocalization adalah kuncinya,” ucap pria kelahiran Surabaya ini. Winston melanjutkan bahwa cara menulis konten untuk setiap kota atau daerah itu beragam, sehingga pihak media pun harus menyesuaikan konten mereka sesuai dengan daerah yang dituju.

Selain berbicara mengenai pentingnya hyperlocalization, Winston juga menjelaskan, Indonesia termasuk negara mobile-only. Artinya, mayoritas masyarakat Indonesia mengakses konten melalui telepon genggam mereka dibandingkan dengan perangkat elektronik yang lain. Alumnus University of Southern California dan Columbia University ini memberi contoh, menurut data IDN Research Institute, 95% masyarakat Indonesia mengakses IDN melalui telepon genggam mereka. Ia pun menyimpulkan, masa depan industri media adalah superapp, yaitu suatu aplikasi yang berisi banyak fitur sehingga bisa menjadi one-stop solution bagi para penggunanya. Superapp ini akan menjadi suatu platform untuk mengintegrasikan berbagai media bagi para audiens yang tersegmentasi.

Baca lebih lanjut >
11
Nov
2020
Mengelola Event di Kala Pandemi COVID-19

Sejak pemerintah menetapkan masa lockdown pada Maret 2020 dan masa new normal pada Juni 2020, nyaris seluruh event kini diadakan secara daring. Untuk menjawab tantangan ini, Program Strategic Communication Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra bekerja sama dengan Prior Team, volunteer Laboratorium Public Relations mengadakan sebuah online workshop berjuluk Digital Event Management.

Jojo S. Nugroho, selaku Managing Director Imogen PR, diundang sebagai mentor pada kegiatan ini. Kredibilitasnya pun tak perlu diragukan lagi. Selain aktif di PR agency yang dipimpinnya, ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI), Humas Ikatan Alumni (ILUNI) UI, Asesor Komunikasi BNSP, dan partner Indonesia di PR Organization International (PROI).

“Untuk pertama kalinya, satu-satunya cara untuk mengorganisir sebuah event adalah secara digital,” ujar Jojo. Pandemi COVID-19 ini “memaksa” para event organizer untuk menjalankan berbagai kegiatannya full secara digital. Menurut Jojo, ada berbagai elemen yang penting dalam mengorganisir suatu event digital seperti tahap registrasi, opening, hingga macam-macam platform video conference yang dapat digunakan untuk menggelar kegiatan tersebut. Ia juga menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih platform untuk event digital yaitu hosting control, fitur yang bisa diatur-atur, bandwidth yang irit, biaya yang murah, serta user-friendly dan banyak digunakan.

Tak hanya menjelaskan teori saja, ia juga menceritakan berbagai pengalamannya dalam mengelola event digital. Berdasarkan pengalamannya selama ini, co-founder Imogen PR ini menjelaskan empat kunci untuk menyelenggarakan event digital yang “keren”. “Yang pertama, jangan sekadar memberikan informasi saja. Kemaslah informasi itu menjadi sebuah cerita yang menarik,” ucap Jojo. Kita juga harus menguasai teknologi yang kita gunakan, contohnya aplikasi video conference. Lalu, kreativitas juga merupakan suatu poin yang penting. Kita harus bisa memaksimalkan fitur-fitur yang ada di aplikasi video conference sehingga event digital yang kita adakan akan menjadi lebih menarik. Hal terakhir yang tak kalah penting adalah pentingnya mengeksplorasi berbagai fitur yang ada di aplikasi tersebut dan terus-menerus berlatih dan berinovasi. “Tech develops daily, so should you,” pungkasnya.

Baca lebih lanjut >
09
Nov
2020
Menilik Dunia Media Sosial Lewat Lensa Influencer

Di era digital, public relations memiliki ranah baru yaitu media sosial. Di Universitas Kristen Petra, hal ini dikupas lebih lanjut dalam kelas Social Media Strategies for Public Relations. Pada 6 Oktober 2020, kelas ini menghadirkan empat food & lifestyle influencer untuk menelusuri lebih lanjut seluk beluk dunia media sosial. Empat influencer tersebut adalah William Denyro Kohar, Jennie Linando, Devita Lesmana, dan Vicky Yuwono.

Kelas berdurasi tiga jam ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi yang pertama, dua food influencer yaitu William Denyro Kohar dan Jennie Linando diberi kesempatan untuk membagikan pengalaman mereka. William, yang lebih akrab disapa Deka, merupakan seorang food influencer berbasis Instagram (@makandoang). Alumnus Program Studi Teknik Sipil UK Petra ini awalnya meniti karier di bidang marketing promotion sebelum akhirnya mengikuti passionnya di bidang kuliner.  Berbeda dengan Deka, Jennie lebih aktif di platform Youtube.  Kini kanal Youtube miliknya, Jennie Linando, sudah memiliki lebih dari 500.000 subscribers.

“Setiap brand harus memiliki brand image atau ciri khas tertentu agar lebih mudah untuk meng-capture target market,” ujar Xena Levina Atmadja selaku dosen di kelas ini. Hal ini juga disetujui oleh Deka dan Jennie. Menurut mereka, ciri khas adalah hal yang sangat penting bagi content creator. Hal itu dapat membedakan mereka dari sekian banyak content creator yang ada. Jennie juga memberi beberapa tips bagi para mahasiswa yang ingin memulai karier sebagai influencer atau content creator. “Sebenarnya kuncinya cuma dua, konsisten dalam mengunggah konten dan memilih konten yang banyak diminati,” ucap alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi UK Petra ini.

Di sesi kedua, giliran Devita Lesmana dan Vicky Yuwono yang membagikan pengalaman mereka sebagai lifestyle influencer. Devita lebih fokus di bidang kecantikan dan bullet journal. Pemilik akun Instagram @devolyp ini memulai kariernya di bidang ini sejak tahun 2015 ketika ia bergabung dengan komunitas Indonesian Beauty Vlogger. Vicky memulai kariernya sebagai lifestyle influencer pada tahun 2017. Ia kebanyakan mengunggah konten makanan dan flatlay photography.

Selain membagikan pengalaman pribadi mereka, para influencer ini juga membagikan beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para mahasiswa yang akan terjun ke bidang public relations, terutama dalam hal membangun hubungan dengan para klien. “Komunikasikan semua hal dari awal. Brief juga harus dibuat sejelas mungkin,” ujar pemilik akun Instagram @vickyyuwono ini. Dengan mengomunikasikan segala sesuatu dari awal, maka miscommunication dapat terhindar dan tentu hubungan antar pihak pun akan sehat. “First impression itu juga sangat penting,” tambah Deka. Ia juga mengatakan, seorang public relations harus melakukan approach yang sopan kepada klien serta menekankan pentingnya tata bahasa dan attitude yang baik.

Selain tips untuk membangun hubungan dengan klien, mereka juga berbagi mengenai riset yang harus dilakukan oleh praktisi public relations sebelum memilih seorang influencer untuk menjadi jembatan antara brand dan audiens. Hal paling mudah yang bisa dilakukan yaitu mengecek tingkat engagement dari influencer yang dituju. “Jangan lupa juga untuk mempelajari tipe konten influencer yang dituju. Jangan sampai kalian request tipe konten yang jauh berbeda dari konten yang biasa diunggah influencer itu,” pungkas Vicky.

Baca lebih lanjut >
05
Nov
2020
Belajar Desain Grafis Menggunakan Photoshop

Prior Team, volunteer Laboratorium Public Relations, kembali mengadakan online workshop dalam rangkaian kegiatan Strategic Communication in Action (SCAN). Semua online workshop dalam seri SCAN memiliki dua sesi yaitu sesi mentoring via Zoom dan sesi praktik individual.

Workshop kali ini diadakan pada Senin, 2 November 2020 dan mengangkat tema ‘Teknik Editing Poster dengan Photoshop’ dengan mentor Tito Sigilipoe. Tito adalah seorang graphic designer yang kini bekerja di situs berita lokadata.id. Ia juga merupakan seorang illustrator dan komikus yang telah memiliki pengalaman lebih dari 13 tahun. Selain itu, pria kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, ini juga pernah menerbitkan sebuah buku berjudul Dog Lover’s Book yang menggabungkan kecintaannya terhadap hewan dengan kemampuannya membuat ilustrasi.

Dalam workshop berdurasi dua jam ini, Tito membagikan ilmunya mengenai teknik-teknik dasar editing di Adobe Photoshop. Photoshop merupakan sebuah software berbasis raster yang umum digunakan untuk memanipulasi foto. Software ini juga dapat digunakan untuk menggambar dan menyusun layout poster. Workshop ini diawali dengan berbagai penjelasan teknis dan demonstrasi beberapa teknik editing dasar di Photoshop. Tito mendemonstrasikan berbagai cara untuk memanipulasi foto, memasukkan teks, membuat kolase, memiringkan teks (skew), menggunakan magic wand, dan membuat montase.

Tak sekadar menjelaskan saja, Tito juga menuntun para peserta workshop melakukan praktik langsung. Para peserta diajari membuat poster sederhana dan menggabungkan elemen foto, teks, dan efek. Tito juga memberi penjelasan mengenai berbagai prinsip layout agar para peserta dapat membuat desain grafis yang sesuai dengan kaidah estetika seni grafis. Setelah mengikuti workshop ini, ia berharap para peserta mampu mengoperasikan fitur-fitur photo editing sederhana di Photoshop seperti memasukkan foto dan teks, mengoreksi warna, dan menggabungkan elemen-elemen tersebut menjadi sebuah grafis yang indah.

Baca lebih lanjut >
03
Nov
2020
Komunikasi Digital: Peluang Gen Z Perkuat Demokrasi

Sabtu, 31 Oktober 2020, Program Broadcast & Journalism Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra mengadakan sebuah webinar yang mengangkat tema Ruang Publik dan Komunikasi Digital Generasi (Gen) Z. Webinar berdurasi dua jam ini mendatangkan pembicara Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Keahliannya di bidang ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Hermin telah mendapatkan gelar Dr. Phil dari Institut Ilmu Media dan Ilmu Komunikasi Universitas Leipzig. Selain itu, ia juga aktif sebagai peneliti di Center of Southeast Asian Studies Universitas Gadjah Mada.

“Internet telah menjadi ruang publik modern,” ujar Hermin. Hal ini juga semakin terasa di kawasan Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif internet berdasarkan data dari situs aseanup.com. Indonesia sendiri memiliki angka pengguna aktif internet tertinggi di Asia Tenggara yaitu 150 juta pengguna. Banyaknya jumlah pengguna internet pun mendukung perkembangan sektor digital yang semakin berkembang pesat belakangan ini.

Gen Z sangat lekat dengan teknologi dan platform digital. Julukan ini disematkan untuk orang-orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2002. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah Gen Z mencapai 29,23% dari total penduduk Indonesia. Mereka hanya berada di belakang Gen Y, atau biasa disebut millenials, yang menduduki peringkat pertama dengan jumlah 33,75% dari total penduduk Indonesia. Gen Z juga dapat disebut sebagai Homo Globalis karena mereka adalah generasi global pertama di dunia. Sebagai digital native, generasi ini lebih bergantung kepada teknologi dibanding generasi sebelumnya. Teknologi ini juga yang mempercepat terjadinya globalisasi di generasi ini. Dengan adanya teknologi, Gen Z lebih leluasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapapun. “Gen Z hidup melintas batas, ruangan mereka tidak terbatasi lagi. Secara fisik mereka berada di negara masing-masing tapi sebenarnya mereka adalah ‘warga dunia tanpa batas’,” lanjut Hermin.

Konsumsi internet Gen Z memang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya, namun ternyata generasi ini cenderung lebih tertutup dalam menyuarakan opininya di media sosial. Menurut Hermin, hal inilah yang harus dioptimalkan agar generasi ini dapat berkontribusi dalam gerak dinamika kehidupan sosial dan politik. Internet sebagai medium paling populer di kalangan Gen Z berperan besar dalam mengembangkan sistem demokrasi saat ini. Dengan menguatkan internet dan melibatkan Gen Z, maka kita dapat mendorong Indonesia ke arah yang lebih baik. Apalagi Indonesia memiliki keuntungan demografis yang tinggi karena pertumbuhan populasi muda yang cukup signifikan dibandingkan negara-negara lain di Asia. “Gen Z adalah masa depan Indonesia. Dengan mendorong keterlibatan Gen Z dan menguatkan karakter bermedia mereka, Gen Z dapat menjadi agen potensial perubahan sosial baik di level nasional maupun global,” ujar Hermin.

Baca lebih lanjut >
28
Okt
2020
The Power of Copywriting: Branding lewat Kata-Kata

Prior Team, volunteer Laboratorium Public Relations, mengadakan online workshop pertama dalam rangkaian Strategic Communication in Action (SCAN) 26 Oktober lalu. SCAN terdiri dari empat online workshop yang terbuka untuk umum. Workshop perdana dalam SCAN mengangkat tema ‘Teknik Copywriting untuk Branding’ dengan mentor Johan Alvin Khosuma. Alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra ini telah cukup lama berkecimpung dalam dunia branding serta copywriting, dan merupakan co-founder sekaligus branding consultant di branding agency JCK Enterprise.

Dalam workshop berdurasi dua jam ini, Johan membagikan ilmunya tentang copywriting di ranah public relations serta strategi yang dapat digunakan dalam copywriting untuk branding. Menurut pria yang akrab disapa JAK ini, kini kita telah berada dalam Branding Society 5.0. Emotional branding berperan besar dalam membentuk persepsi audiens mengenai suatu brand. Strategi human-based branding ini dapat didukung oleh copywriting yang bagus. Copywriting yang dilakukan secara strategis dapat membantu sebuah brand untuk menyentuh sisi psikologis audiensnya. Johan pun menyimpulkan, copywriting harus mudah dipahami dan dapat menyentuh kebutuhan audiensnya. Tidak hanya itu, seorang copywriter juga harus berinovasi terus-menerus dan mengikuti perkembangan zaman.

Salah satu contoh perkembangan tren copywriting saat ini adalah microblog yang semakin banyak muncul di Instagram. Microblog merupakan sebuah bentuk blog pendek yang dapat menjadi sarana menyampaikan informasi dengan singkat dan padat. Instagram pun menjadi tempat yang cocok untuk microblogging karena adanya fitur carousel post, yaitu post yang memiliki lebih dari satu gambar. Selain itu, algoritma Instagram juga mendukung konten carousel sehingga cenderung memiliki tingkat engagement yang lebih tinggi dibandingkan jenis unggahan biasa.

Sebagai negara yang memiliki 175.4 juta pengguna internet berdasarkan data Hootsuite Januari 2020, Indonesia tentu menjadi pasar yang menjanjikan bagi konten microblog. Dengan kemampuan copywriting yang mumpuni, kita pun akan mampu menghasilkan konten microblog yang bagus. Lalu tingkat engagement yang tinggi akan menjadi sebuah sumber penghasilan. Johan pun menyimpulkan, saat ini copywriting tidak hanya bisa diaplikasikan dalam ranah public relations saja. Pengguna media sosial bisa juga menggunakannya untuk kepentingan edukasi dan hiburan.

Baca lebih lanjut >
27
Okt
2020
Content is King?

Saat ini banyak remaja bercita-cita menjadi content creator. Kerjanya tampak asyik, bisa eksis, dan dapat uang. Namun benarkah membuat content itu mudah? Menjawab pertanyaan tersebut, 24 Oktober lalu Program Broadcast & Journalism Prodi Ilmu Komunikasi UK Petra menyelenggarakan Webinar bertajuk "Content is King?

Acara yang digelar sebagai bagian dari Program Kampus Merdeka ini menghadirkan Uncu Putra, seorang Creative Consultant berbagai stasiun TV swasta nasional. Selain dihadiri oleh mahasiswa #IkomUKP, webinar ini juga menarik 147 peserta dari berbagai universitas, bahkan SMA di Indonesia. 

Menurut Uncu, pertama-tama seorang pembuat konten adalah pembelajar. "Baca buku, nonton film, ngefans tokoh tertentu, belajarlah dari yang terbaik," ujarnya. Dari berbagai referensi yang dikonsumsi, seorang pembuat konten bisa terinspirasi untuk membuat konsep baru dan unik. 

Adakalanya ketika hendak mempublikasikan sebuah konten, seseorang merasa khawatir kontennya tidak mendapat sambutan positif dari audiens. Bagi Uncu, kekhawatiran ini wajar. Namun jangan sampai rasa takut menghambat produktivitas dan kreativitas. "Jangan takut salah, harus berani mencoba. Kalau gagal, coba lagi, sampai ketemu formulanya," kata sosok di balik program-program Kompas TV di awal pendiriannya ini.

Kunci konten yang disukai banyak orang adalah yang berani beda dan punya manfaat. Karena itu Uncu mendorong para peserta untuk berani kritis pada diri sendiri. "Jangan cepat puas diri, harus berani tanya, apakah ide ini menarik? Apakah ide ini berguna untuk banyak orang?" jelasnya. 

Uncu juga mengingatkan semua peserta agar peka mengenali calon audiens mereka. Kepekaan ini penting untuk menentukan platform yang digunakan. Terakhir, Uncu menekankan pentingnya konsistensi. Sekali konten itu disukai, audiens akan menanti konten-konten selanjutnya.

Wah, ternyata jadi content creator itu tidak semudah yang terlihat ya. Butuh skill, kerja keras, dan ketekunan. Program Broadcast & Journalism UK Petra membekali dan mempersiapkan mahasiswa menjadi seorang content creator handal dan berintegritas melalui berbagai mata kuliah dan program selama empat tahun kuliah. 

 

Baca lebih lanjut >
26
Agu
2020
Podcast: Riset dan Kenali Pendengarmu

            Saat ini, seseorang bisa memiliki beragam jenis media untuk berkreasi, salah satunya adalah podcast. Platform yang berkembang sekitar tahun 2001-an ini sangat digandrungi oleh anak-anak muda masa kini melalui aplikasi streaming online, seperti: Spotify, Noice, YouTube, dan lain-lain.

            Untuk terus bersinergi dengan perkembangan zaman, khususnya dalam bidang komunikasi, Laboratorium Radio Ilmu Komunikasi UK Petra mengadakan kegiatan Podcast Clinic #PCRxSuaraPuan, Selasa (11/8) melalui aplikasi Zoom. Stefany Chandra, pembicara dari kegiatan ini, merupakan podcaster dari Podcast Suara Puan.

            Dalam momen tersebut, Stefany berbagi pengalaman dan tips-tips agar seseorang dapat memulai podcast-nya sendiri. Tak hanya menyampaikan aspek teknis pembuatan, ia juga menyampaikan terkait bagaimana sebuah podcastdapat memiliki karakter yang dapat menjadi pembeda dari podcast-podcast lainnya.

            Riset adalah salah satu hal yang penting dalam pembuatan podcast, agar dapat menentukan konsep serta target dari pendengar. “Setiap hari ada orang yang memulai podcast, ada selebgram yang buat podcast baru, ada artis yang memulai podcast baru. Riset pasar atau pendengar bisa bermacam-macam, seperti apakah mereka adalah pendengar yang bosan mengkonsumsi YouTube, apakah orang yang mendengarkan podcast saat dalam perjalanan, atau apakah mereka mendengarkan podcast saat sebelum tidur,” ujar Stefany.

Dengan adanya pemetaan yang spesifik, maka nantinya akan mempermudah seseorang mempromosikan podcast mereka ke calon pendengar yang tepat. Tertarik untuk mencobanya?

Baca lebih lanjut >
Menampilkan 1-20 dari 44 item.