Tingkatkan Seni Berkomunikasi dengan Desain Layout

21 Mar 2022

Ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan menyampaikan pesan agar dapat dipahami audiens. Produk yang dihasilkan pun kerap berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain agar tujuan tersebut dicapai, contohnya majalah yang identik dengan desain layout menarik. Kolaborasi ilmu komunikasi dan desain layout dibuktikan dalam workshop magazine layout yang diadakan Laboratorium Media UK Petra pada 19 Maret 2022 lalu.

Mengundang Asthararianty, S.Sn. M.Ds. sebagai pemateri, workshop diselenggarakan untuk civitas dan masyarakat umum. Professional book designer yang akrab disapa Ingrid ini juga menjadi dosen di Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra. Selaku praktisi sekaligus pengajar, ia memahami perkembangan desain dan kebutuhan untuk mengikuti tuntutan industri. Majalah sendiri merupakan terbitan berkala yang memuat liputan jurnalistik dengan layout menarik. Jika dibandingkan dengan media lain seperti surat kabar, majalah terkesan lebih eksklusif dengan kualitas bahan yang dipilih dan sampul menarik. Konten dalam majalah juga memiliki nilai aktualitas yang lebih lama, ditambah ilustrasi dan foto yang dirancang kreatif.

Layout juga dapat menjadi ciri khas suatu majalah. “Contohnya, pembaca bisa langsung tahu itu adalah majalah National Geographic dari kotak kuning yang selalu ada pada cover majalah,” terang Ingrid. Menentukan layout yang hendak diterapkan berkaitan pula dengan konten majalah dan target audience yang dapat ditentukan atau dianalisis dengan ilmu komunikasi. Vogue Magazine, misalnya, merupakan majalah fesyen asal Amerika yang menyasar penikmat fesyen kelas menengah ke atas. “Layout-nya pasti berbeda dengan Majalah Tempo dari Indonesia yang berfokus pada berita dan politik,” ujarnya lagi. 

Proses layout meliputi empat tahap, yakni merancang konsep, menentukan target, mewujudkan desain, dan finishing. Pada tahap merancang konsep, umumnya layouter mengatur timeline kerja sesuai kapasitas diri/tim. Ingrid melanjutkan, “Lalu, layouter bersama tim melakukan riset target audience beserta karakteristik yang dapat mempengaruhi layout majalah.” Tahap ini diikuti dengan mewujudkan desain dengan sketsa yang mempertimbangkan target audience. Terakhir, sketsa  dikomputerisasi dengan program desain. 

Mengamati majalah yang kini juga merambah pada bentuk digital, Ingrid menjelaskan bahwa prinsip desain tetaplah sama. “Harus memperthatikan keseimbangan, penekanan, urutan, dan kesatuan aspek dalam majalah,” ungkapnya. Usai pemaparan materi, peserta diberi waktu untuk melakukan konsultasi dengan pemateri terkait karya yang dikumpulkan beberapa hari sebelum workshop. Adapun saran yang diberikan Ingrid untuk peserta meliputi penggunaan dua variasi warna untuk aksentuasi, bereksperimen merancang sketsa di waktu senggang, dan jenis tipografi yang digunakan.

Ingin mendapat mengikuti berbagai workshop oleh Laboratorium Media? Yuk, ikuti Instagram @ikom_ukp sekarang juga agar tidak ketinggalan infonya!


Close previewer