Raising Awareness on Sexual Jokes Harassment through Radio Broadcasting

20 Mei 2021

Pada Jumat, 23 April 2021 lalu, seorang TikTokers bernama Haga Mars memperoleh kecaman setelah membuat konten video lelucon pemerkosaan (rape jokes) yang berujung pada pelecehan seksual (sexual harassment). Tindakan Haga Mars ini merupakan satu dari sekian banyak lelucon pemerkosaan maupun bentuk lelucon seksual lain yang beredar baik di media sosial maupun di kehidupan nyata. Banyak orang yang melihat lelucon seksual sebagai sesuatu yang tak berbahaya (harmless), padahal lelucon seperti ini dapat menciptakan ekosistem yang mengekspresikan seksisme dan melakukan kekerasan seksual terhadap orang lain menjadi sesuatu yang diterima secara sosial. Melihat kondisi ini, Nadya Febiola (F11180028), Florentina Fahriza Kusuma (F11180045), dan Felicia Clairine Ariela (F11180010) memutuskan untuk membahas isu mengenai kekerasan seksual melalui lelucon seksual. Isu yang mereka bahas ini bertepatan dengan tema “URGENT: Uncover Gender Inequality in Sexual Harassment” dari kategori Radio Broadcasting (RAC) dalam lomba Communication Interest Festival (COMMINFEST) 2021 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membahas isu mengenai kekerasan seksual melalui lelucon seksual dalam lomba ini.

            Awalnya, Nadya mengetahui mengenai COMMINFEST 2021 karena kerjasama yang dilakukan antara Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UK Petra dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (HMPS Kom). Ia pun memutuskan untuk mengikuti roadshow COMMINFEST 2021 dan merasa tertarik dengan lomba RAC yang diadakan. Pada saat itu, Felicia Clairine, atau lebih akrab disapa Clai, juga mengikuti roadshow dan merasa tertarik. Setelah mengikuti roadshow, kedua mahasiswi ini mengajak satu orang mahasiswi lagi dari program Broadcast and Journalism, yaitu Florentina yang lebih akrab disapa Flo. Dalam proses mempersiapkan skrip untuk lomba, ketiga mahasiswi ini hampir membatalkan niat mereka untuk ikut karena keterbatasan waktu. “Iya, Nadya bahkan sudah mengembalikan uang yang kami berikan untuk registrasi lomba. Namun, pihak COMMINFEST 2021 memutuskan untuk memperpanjang waktu tutup pendaftaran (close registration) dan waktu tutup pengumpulan (close submission). Akhirnya, kami juga memutuskan untuk tetap ikut lomba,” ujar Clai.

            Lomba RAC berlangsung selama 53 hari dari 8 Maret sampai 30 April 2021. Dalam lomba RAC ini, peserta diminta untuk membuat iklan layanan masyarakat tentang ketidaksetaraan gender dalam kekerasan seksual (gender inequality in sexual harassment). Nadya, Flo, dan Clai awalnya ingin membuat sesuai dengan yang diminta oleh pihak COMMINFEST 2021, namun mereka merasa bahwa iklan layanan masyarakat saja tentu akan sangat membosankan. “Kita putar otak sampai menemukan ide yang bisa membuat iklan layanan masyarakat ini jadi lebih menarik, yaitu dengan parodi bertema fairytale,” ungkap Nadya. Proses rekaman untuk iklan layanan masyarakat ini pun tidak mudah. Tiga mahasiswi ini melakukan proses rekaman di sebuah kafe dan walaupun sepi, masih ada beberapa orang di kafe tersebut. “Sudah mutusin urat malu banget! Beruntungnya, pekerja dan orang-orang di kafe cukup suportif. Mereka bahkan sampai mematikan musik terlebih dahulu agar kami bisa melakukan proses rekaman,” ujar Flo.

            Usaha mereka ternyata tidak sia-sia karena pada Minggu, 24 April 2021, COMMINFEST 2021 mengumumkan bahwa “Pixie Hollow”―nama tim dari ketiga mahasiswi ini―merupakan satu dari delapan finalis lomba RAC. Untuk menentukan Juara I, II, dan III dari setiap kategori lomba, para finalis diberi waktu satu hari untuk mempersiapkan iklan layanan masyarakat yang sudah mereka buat dan menyiarkannya secara langsung selama 10 menit. Nadya, Flo, dan Clai awalnya cukup kelabakan, namun mereka berhasil bekerjasama dengan baik selama melakukan siaran on-the-spot. Kerjasama mereka bahkan memperoleh pujian dari para juri. Walau begitu, mereka sempat merasa gagal setelah melihat lawan mereka yang lebih kompeten dan berpengalaman dalam bidang radio broadcasting. “Salah satu lawan kami merupakan penyiar muda yang sudah berpengalaman, sehingga tentu saja kami merasa sangat insecure. Sudah benar-benar pesimis walaupun ada harapan untuk bisa menang” ujar Clai. Mereka juga mengungkapkan bahwa ada momen dimana ada jeda yang canggung (awkward silence) saat melakukan siaran, dan hal ini membuat mereka semakin pesimis.

            Pada Minggu, 1 Mei 2021, COMMINFEST 2021 mengumumkan pemenang lomba kategori RAC dan ternyata, “Pixie Hollow” berhasil menyabet Juara II. Mereka mengungkapkan bahwa mereka tidak menyangka akan menang karena selain pertama kali mengikuti lomba, mereka sudah pesimis saat mendengar Juara III bukanlah mereka. Tim ini memperoleh pujian dari para juri atas kelengkapan dan akurasi data yang mereka berikan, serta kerjasama antar anggota yang baik. Nadya, Flo, dan Clai kemudian ingin memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa Fikom untuk mencoba mengikuti lomba pula dan untuk tidak takut dengan kegagalan. Selamat kepada Nadya, Flo, dan Clai. Semoga pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi Fikomers untuk bekerja keras meraih prestasi. Soli Deo Gloria!


Close previewer