Suarakan Fenomena, Peroleh Kemenangan

05 Apr 2022

Lomba Artizen yang diselenggarakan Januari hingga Maret 2022 lalu memberi kemenangan indah bagi Angela Audrey Sutanto dan Putu Dinda Ayudia dari Program Strategic Communication, serta Aurelia Angelica Ng dari Program Broadcast & Journalism. Mengikuti kategori podcast, ketiganya membawakan topik ‘the dualism of impulsive buying’ yang berkaitan dengan fenomena saat ini. “Sesuai dengan slogan Artizen tahun ini yaitu ‘Sadari impresi, bereaksi dengan identifikasi, tanggapi dengan seleksi’ yang disingkat #IRIS, kami ingin membahas bagaimana kecenderungan impulsive buying masyarakat bisa diarahkan ke dampak yang lebih positif,” tutur Angela.

Impulsive buying memang dikenal sebagai kebiasaan yang negatif, karena ada banyak hasil pembelian yang terbuang sia-sia usai spontanitas pembeli mereda. Belum lagi, uang yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut tidaklah sedikit. Namun, layaknya semua hal di dunia, selalu ada dua sisi mata uang. “Kami membahas bagaimana sebenarnya impulsive buying secara bijak dapat membantu UMKM yang juga menggerakkan perekonomian negara,” ujar Putu. Hal ini berkaitan pula dengan kualitas UMKM yang semakin meningkat dan kreatif dalam menyediakan produk-produk praktis. Sehingga, kemungkinan barang tidak terpakai lebih kecil dan menurunkan dampak negatif impulsive buying. Merangkum keseluruhan konten, podcast pun berjudul ‘I See It, I Want It, I Like It’.

Fokus pembahasan ini didapat melalui diskusi antara tiga mahasiswi angkatan 2019 ini. “Menarik karena membicarakan aktivitas belanja yang sering kita lakukan hingga dampaknya, dan bagaimana sekarang kita bisa mengalihkan hal tersebut agar bermanfaat secara sosial,” terang Aurelia. Mahasiswi yang juga tengah menempuh student exchange di Korea University ini mengaku bahwa anggota tim sudah sepakat hendak membahas topik impulsive buying, namun terkendala kesibukan masing-masing anggota. Sempat ingin mengundurkan diri tepat tujuh hari sebelum pengumpulan karya, akhirnya karya pun selesai tepat waktu yang membuktikan jam terbang mereka di ranah podcast. “Memahami garis besar pembahasan, kami rekaman 1 kali take tanpa naskah,” jelas Angela, “agar tidak bertabrakan karena tidak ada naskah yang mengatur pasti, podcaster ada dua yaitu Putu dan Aurelia, sementara aku menjadi editor.”

Juara 1 pun diraih dan disambut gembira oleh ketiganya. Bagi Aurelia yang mempelajari Broadcast & Journalism, podcast tentunya bukan sesuatu yang asing. Terlebih, ia mengetahui teknik vokal dan penyiaran dari teater, pelatihan public speaking, dan speech competition. Namun, untuk Angela dan Putu yang mendalami Strategic Communication, Petra Campus Radio menjadi tempat praktik sekaligus belajar yang mengasah kemampuan. Radio berbasis internal UK Petra tersebut juga menjadi tempat kedua mahasiswi ini bertemu Aurelia, sehingga menjadi tim yang solid. “Saat tahu info lomba Artizen, langsung mengajak Putu yang ternyata sudah diundang Angela. Jadi pas deh, ikut lomba bertiga,” tawa Aurelia.

Kemenangan yang dinikmati ketiganya bukan tanpa perjuangan. Mereka paham, podcast bersifat tricky karena harus bisa membawakan topik cukup berat dengan cara yang ringan. “Membawakan topik dengan kesan mengobrol atau diskusi dengan teman yang relatable untuk audiens memang tidak mudah,” aku Angela. Karenanya, tidak perlu terlalu banyak memberi hasil penelitian atau semacamnya dengan bahasa yang berat seperti saat menulis esai formal. Saling mengobrol dan berpendapat dengan kritis, ditambah melempar candaan sesekali untuk menjaga suasana. “Kuncinya adalah membawakan topik dengan pendapat yang kritis, tapi tetap dengan suasana santai dan kesan personal,” senyum Putu.

Selamat untuk Angela, Putu, dan Aurelia! Tetap menjadi podcaster andal yang menginspirasi!


Close previewer